Di
Indonesia emansipasi wanita sangat dijunjung tinggi. Terlihat dengan banyaknya
aktivis wanita yang ada di Indonesia. Kebebasan wanita dalam menjalani
aktivitasnya sangat berpengaruh dengan kemajuan bangsa Indonesia ini. Aktivis
wanita di Indonesia berasal dari berbagai daerah. Salah satu aktivis wanita di
Indonesia yang dapat dicontoh adalah Lisa Lindawati.
Lisa
Lindawati seorang wanita yang terlahir pada 7 Juli 1987 di Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Latar belakang
pendidikan seorang Lisa Lindawati berawal dari Taman Kanak-Kanak Aba Dalem setelah mengenyam pendidikan di
Taman Kanak-Kanak Aba Dalem, dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Singosaren.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Dasar, dia melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama(SMP) 9 Yogyakarta. Setelah itu, dia
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas(SMA) 8 Yogyakarta. Dia
melanjutkan pendidikan Strata 1 dan Strata 2 di Ilmu Komunikasi Universitas
Gadjah Mada. Dia adalah wanita yang memiliki hobi membaca, menonton, menulis
dan berteman.
Lisa
Lindawati adalah seorang wanita yang aktif di bidang Karang Taruna. Dia
merupakan ketua Karang Taruna Jaya Kusuma. Karang Taruna ini bertempat di
daerah Jaya Kusuma, Singosaren, Mbanguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Ini adalah Karang Taruna
yang terletak di daerah Sub Urban yaitu perpindahan desa dan kota. Karena
letaknya yang berada di daerah Sub Urban menyebabkan karakter masyarakat yang
terpengaruh dengan dua wilayah, yaitu terpengaruh dengan wilayah kota dan desa. Kebudayaan yang dibawa oleh kedua daerah ini
sangat berbeda sehingga menimbulkan
keunikan tersendiri di daerah Singosaren. Keunikan di daerah ini adalah
gotong royong yang masih dijunjung tinggi di daerah ini. Namun, kehidupan para
pemuda di desa ini yang mulai terpengaruh dengan budaya kota.
Lisa
Lindawati tertarik dengan dunia karang taruna karena Ia ingin mengembangkan
potensi yang ada di daerah tempat Ia dilahirkan dan dibesarkan. Ia ingin
membuat daerahnya menjadi daerah yang tidak tertinggal dengan perkembangan
zaman karena dahulu daerah tempat Ia tinggal merupakan daerah yang tertinggal. Ia
ingin bertahan di dunia karang taruna karena Ia merasa memiliki rasa tanggung
jawab social. Ia merasa beruntung karena
Ia dapat mendapatkan pendidikan sampai jenjang yang tinggi. Ia merasa banyak
pemuda di daerahnya yang tidak dapt seberuntung dia. Sehingga, Ia ingin membagi
pengetahuannya dengan pemuda setempat untuk meningkatkan kualitas pemuda di
daerahnya tersebut.
Menjadi
seorang ketua karang taruna bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, Lisa
Lindawati tidak menyerah dalam usahanya ini. Walaupun baru saja menjadi ketua
Karang Taruna Jaya Kusuma, Ia sudah memiliki berbagai program yang menarik
untuk diadakan.Sebenarnya, Ia sudah ber pengalaman
dalam bidang karang taruna karena dia sudah menjadi anggota kjarang taruna
selama tiga tahun. Sebelum menjadi ketua, Ia bertugas sebagai Sekretaris Krang
Taruna Jaya Kusuma. Oleh karena itu, Ia sudah memiliki berbagai pengalaman
untuk membuat karang taruna yang Ia pimpin lebih maju.
Pengalaman
yang Ia dapatkan selama tiga tahun tentu tidak sedikit. Ia sudah merasakan
pahit manisnya berorganisasi di karang taruna. Ia mengatakan organisasi karang
taruna ini tidak berbeda dengan organisasi yang lain. Di dalam karang taruna
juga terdapat peraturan-peraturan. Namun, dalam karang taruna tidak terdapat
peraturan khusus. Karang taruna memiliki pedoman dasar yaitu Kemensos Republik
Indonesia yang telah diperbarui 2010. Kecuali pada masing-masing karang taruna
ada improvisasi-improvisasi peraturan tersendiri.
Pengalaman
Lisa Lindawati dalam mengerjakan tugas-tugas karang taruna sangat beragam. Dari
mengerjakan tugas-tugas yang menyenangkan sampai mengerjakan tugasa yang
bermasalah. Masalah yang dialami sebenarnya hanyalah masalah yang sepele.
Masalah yang Ia sebutkan sepele biasanya hanya berasal dari permasalahan bola
dan wanita. Namun, masalah yang dialami oleh masing-masing karang taruna sebenarnya
tidaklah sama. Karena setiap karang taruyna pasti memiliki masalah tersendiri
di daerahnya. Karena itu, Pemerintah daerah masing-masing harus berperan aktif
untuk menyesuaikan masalah daerah sendiri-sendiri. Masalah yang dialami oleh
Karang Taruna Jaya Kusuma tidak selamanya sepele. Karena terdapat juga kendala
yang berat yaitu di desa Singosaren memiliki organisasi sendiri-sendiri. Dalam
organisasi-organisasi tersebut memiliki kegiatan masing-masing sehingga
terkadang terjadi gesekan.
Pengalaman
Lisa Lindawati dalam menjalanin program besar yang ada di karang taruna juga Ia
nikmati. Program besar yang pernah Ia lakukan adalah memberi kesempatan
seluas-luasnya pada masyarakat untuk belajar. Ada ruang besar masyarakat, ada
internet, pojok baca, dan berbagi pengetahuan. Program ini dilakukan tidak
hanya untuk para pemuda, namun program ini dibuat untuk siapa saja mulai dari
pemuda hingga orang tua. Manfaat dari program ini adalah bias memberikan ruang
untuk membantu mereka mendapat kerja, berbagi pengetahuan dengan yang lain, dan
untuk menjadi seseorang yang memiliki jiwa optimis. Sebenarnya, ada satu
program yang masih dia rencanakan namun belum sampai terwujud. Program yang dia
inginkan untuk diwujudkan adalh desain grafis.
Karang
taruna dari dulu memang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Dapat
dilihat dari Karang Taruna Jaya Kusumayang berdiri sejak tahun 1984. Karang
taruna didirikan sejak dahulu di daerah masing-masing dengan tujuan agar para
pemuda mau berusaha untuk menjaring antisipasi masyarakat. Untuk memajukan
Karang Taruna Jaya Kusuma dari waktu ke waktu adalah memiliki visi misi. Isi
visi misi Karang Taruna Jaya Kusuma yaitu memberikan akses setinggi-tingginya,
memberikan informasi yang lebar, dan memberikan peluang ekonomi.
Dari
pengalaman yang dilakukan Lisa Lindawati dalam dunia karang taruna, dapat kita
simpulkan bahwa kehidupan karang taruna sangat membantu masyarakat. Karena
karang taruna menjunjung tinggi rasa sosial. Sehingga, kita tidak perlu ragu
untuk memperluas pengalaman kita di bidang karang taruna. #bridgingcourse03
No comments:
Post a Comment